9 Hal yang Tak Disukai Suami

Artikel ini diambil seutuhnya dari http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=1541
Buat catatan dan nasehat untuk pribadi.

——————————————— START ——————————–


Banyak pasangan suami-istri yang cekcok hanya karena masalah sepele.
Padahal, seandainya para istri tahu apa saja yang tak disukai oleh suami,
niscaya percekcokan itu tak bakal terjadi.

KLIK - Detail
Belakangan, Grace seringkali curhat pada sahabatnya, Zaza. Grace bingung,
jurus apalagi yang harus ia gunakan dalam menghadapi Toni, suaminya.
Pasalnya, nyaris setiap minggu diwarnai keributan antara dia dan suaminya
itu. Pemicunya sepele, Grace tak suka suaminya selalu menghabiskan akhir
minggu dengan memancing bersama teman-temannya. Yang membuat Grace lebih
kesal, Toni sepertinya lebih mengutamakan hobi memancingnya itu ketimbang
keluarga.

Perkawinan memang bukanlah suatu kisah indah sepanjang masa. Riak-riak kecil
hampir pasti selalu mewarnai perjalanannya. Salah satu pemicunya adalah
karena istri tak bisa mengerti apa yang sebetulnya dibutuhkan pasangannya.
Mereka tak tahu apa yang tak disukai oleh suaminya. Nah, agar hubungan
dengan suami tetap mesra, ada baiknya Anda mengenali hal-hal apa saja yang
biasanya tak disukai oleh para suami dari istrinya.

1. DILARANG MENEKUNI HOBI
Umumnya, suami paling tidak suka dilarang atau dibatasi oleh
istri. Apalagi jika itu menyangkut hobi yang sudah lama ia geluti, pasti ia
akan protes. Bagaimana pun hobi sangat berkaitan dengan kesenangan dan
kepuasaan batinnya.

Yang harus dilakukan:
Tak perlu marah atau protes pada suami, hanya karena ia larut dengan
hobinya. Sebab, jauh sebelum Anda resmi jadi istrinya pun, hobi itu sudah
lebih dulu akrab dalam kehidupannya. Jadi, jika suami suka lupa waktu karena
hobi, ada cara mudah yang bisa Anda lakukan. Mintalah suami untuk sedikit
mengurangi intensitas penyaluran hobinya. Misalnya, jika sebelumnya hampir
tiap minggu ia pergi memancing, mintalah agar memancingnya 2 kali sebulan
saja. Jika memungkinkan, bawalah serta keluarga. Dengan demikian, meski ia
sibuk dengan hobinya, kebersamaan dengan keluarga tetap terjaga.

2. TERLALU DIATUR
“Papa harus pulang sebelum jam 8 malam, ya. Enggak boleh lewat.
Apalagi kumpul-kumpul dulu sama teman-teman!” Sikap hobi mengatur tentu saja
tidak disukai, karena ini menyangkut ruang gerak yang dibatasi. Biasanya,
suami bukan semakin menurut, melainkan justru semakin menjadi-jadi.

Yang harus dilakukan:
Bila suami sering pulang larut malam selewat jam kantor, ingatkan ia
agar pulang jangan terlalu malam. Katakan bahwa Anda dan anak-anak
menunggunya untuk makan malam bersama. Bisa juga Anda sampaikan melalui SMS.
Yang penting adalah cara penyampaian Anda. Sebaiknya, ingatkan ia dengan
kata-kata yang enak didengar, dengan ucapan sayang dan penuh perhatian.
Biasanya, suami akan sadar bahwa kehadirannya sangat dinantikan keluarga.

3. DIMINTA MENGUBAH PENAMPILAN
Suami yang terbiasa berpenampilan cuek dengan rambut gondrong dan
berpenampilan funky misalnya, tentu saja tak bakal nyaman jika tiba-tiba
Anda memintanya mengubah penampilan. Memangkas rambut atau berpenampilan
lebih rapi, misalnya. Ingat, ia lebih percaya diri dengan penampilannya yang
sekarang.

Yang Harus Dilakukan:
Maksud Anda memang baik, ingin melihat suami tampil lebih rapi dan
berwibawa. Tapi jika gaya itu sudah menjadi bagian dari dirinya dan suami
merasa nyaman dengan gaya itu, tentu agak sulit untuk mengubahnya dengan
segera. Yang dapat Anda lakukan adalah memberikan masukan. Misalnya, “Papa
kelihatan lebih rapi kalo rambutnya dipangkas sedikit, lho!” Guyon yang
tanpa memaksa biasanya justru lebih ampuh ketimbang memaksa.

4. DIPAKSA-PAKSA
Siapa pun pasti akan merasa enggan jika dipaksa melakukan sesuatu
yang di luar kehendaknya. Demikian pula suami. Memaksanya membelikan Anda
seperangkat perhiasan emas, memaksanya makan malam di luar rumah di saat ia
asyik menunggu siaran sepakbola di teve, tentu bukan sesuatu yang bijak.
Akibatnya, bisa terjadi keributan antara Anda dan suami.

Yang Harus Dilakukan:
Kuncinya, jeli-jelilah melihat situasi dan kondisi. Bila Anda
menginginkan suami membelikan sesuatu, lihatlah apakah itu memang
memungkinkan atau tidak. Saat yang tepat untuk mengutarakan keinginan Anda
pada suami adalah saat ia sedang merasa bahagia. Misalnya, jika Anda ingin
perhiasan, utarakan saat ia menerima kenaikan gaji atau menang tender. Jika
Anda ingin mengajaknya makan malam, utarakan saat kesebelasaannya menang.
Biasanya, seseorang yang sedang bahagia akan mengabulkan apa saja yang
diminta oleh apapun yang diminta oleh orang yang mereka cintai.

5. TERLALU DIDIKTE
Banyak istri yang terlalu mendikte suami. Padahal, suami bukanlah
anak kecil yang harus didikte untuk melakukan ini-itu. Jangan heran jika ia
akhirnya merasa kesal karena Anda dikte terus-terusan.

Yang Harus Dilakukan:
Banyak hal yang bisa dilakukan tanpa harus mendikte, kok. Yang penting,
ada komunikasi antara Anda berdua. Contohnya, bila Anda menghendaki suami
meluangkan waktunya untuk Anda dan anak-anak, cobalah membicarakannya saat
Anda berdua sedang santai. Di meja makan, misalnya. Di saat itulah, Anda
bisa membicarakan hal-hal yang selama ini terasa mengganjal. Membuat
kesepakatan untuk berbagi tugas dalam hal pengasuhan anak, misalnya. Suami
bertugas mengantar anak ke sekolah, sementara Anda bertugas menjemput.

6. DICEMBURUI BERLEBIHAN
Tidak semua suami senang istrinya cemburu. Apalagi jika rasa
cemburu yang ditampakkan istri sudah melewati batas kewajaran alias cemburu
buta. Tidak ada angin tak ada hujan, Anda tiba-tiba menuduh suami
berselingkuh dengan wanita lain, misalnya. Kadangkala, penyebabnya hanya hal
sepele, seperti perhatian suami yang berkurang. Anda sudah langsung
tersinggung, merasa tak diperhatikan atau disayang lagi oleh suami. Biasanya
seorang yang diliputi perasaan cemburu akan melakukan apa saja agar suaminya
tidak melirik wanita lain. Memata-matai ruang gerak suami, misalnya.

Yang Harus Dilakukan:
Cemburu bisa merupakan pertanda cinta Anda kepada suami. Tapi jika yang
Anda lakukan adalah cemburu yang berlebihan, tentu lain persoalannya. Ini
bisa berarti Anda meragukan cinta suami. Yang jelas, ketahui dulu dengan
jelas apa yang menjadi pemicu kecemburuan Anda. Apakah benar ada wanita
lain, atau sekadar tak lagi mendapat perhatian. Pada pasangan yang sudah
memiliki anak, perhatian suami terkadang lebih tercurah untuk anak-anaknya
dibandingkan istri. Ia menganggap tidak perlu sepenuhnya memberi perhatian
untuk istri seperti saat awal perkawinan dulu. Inilah yang seringkali tidak
disadari para istri. Jadi, tak perlu cemburu buta pada suami tanpa alasan
yang jelas.

7. SELALU DICURIGAI
Perasaan selalu dicurigai dan tidak pernah dipercaya tentu akan
membuat suami merasa tidak nyaman. Apalagi bila Anda mencurigainya telah
melakukan sesuatu yang tidak jujur di belakang Anda. Misalnya mencurigainya
telah berselingkuh, padahal belum tentu kebenarannya.

Yang Harus Dilakukan:
Bila Anda merasa ada sesuatu hal yang mengganjal di hati dan berhubungan
dengan tindak-tanduk suami, tak ada salahnya ditanyakan langsung kepadanya.
Ini akan menghindarkan Anda dari menaruh kecurigaan tak beralasan pada
suami. Tapi ingat, sebaiknya tahan emosi saat Anda menyampaikan unek-unek
atau kekesalan Anda. Juga hindari pertanyaan yang menyudutkan. Carilah waktu
yang tepat, misalnya saat berangkat tidur. Jika suami membantah kecurigaan
Anda dengan alasan yang masuk akal, tak perlu melanjutkan kecurigaan itu.
Intinya, curiga boleh saja, selama memang ada bukti. Kalau bukan Anda yang
mempercayai suami, lantas siapa lagi?

8. DIBENTAK-BENTAK
“Kamu ini gimana sih, gitu saja tidak becus!” Kalimat bernada
tinggi seperti ini tak jarang kita temukan keluar dari mulut istri. Posisi
suami sebagai kepala keluarga yang seharusnya dihormati, tak lagi mereka
indahkan. Bahkan tak jarang dilakukan di depan anak-anak. Ingat, tak semua
suami bisa menerima sikap istri yang demikian.

Yang Harus Dilakukan:
Emosi boleh saja, karena itu satu hal yang sangat manusiawi. Apalagi
jika yang dilakukan suami tidak sesuai dengan kehendak hati. Tapi, tidak
seharusnya Anda membentak apalagi mempermalukannya di depan anak-anak atau
umum, bukan? Kalaupun ia melakukan kesalahan, tegurlah di saat Anda hanya
berdua saja. Lampiaskan kekesalan dan kekecewaan Anda. Boleh emosi, tapi
tetap dalam batas kewajaran. Dan yang harus diingat, Anda harus tetap
menghargainya sebagai suami.

9. TIDAK DIHARGAI
Banyak istri yang berperilaku sepertinya tak lagi menghargai
suaminya lagi. Penyebabnya tentu banyak dan bervariasi. Ada yang disebabkan
posisi suami yang memang jauh di bawah istri, dari segi latar belakang
sosial, finansial maupun karier. Atau penampilan istri yang jauh lebih
menarik dibandingan suami. Hal-hal inilah yang seringkali membuat istri
lantas menjadi sombong atau arogan. Di matanya, suami hanyalah pelengkap
status. Akibatnya, suami merasa minder dan tak dihargai, dan istri pun
bersikap semena-mena padanya.

Yang Harus Dilakukan:
Perkawinan adalah sesuatu yang sakral. Jadi, begitu Anda memutuskan
menjadikan seorang lelaki sebagai pasangan hidup, terimalah ia dengan
berbagai kekurangan dan kelebihannya. Kalau ia bisa menerima kekurangan
Anda, kenapa Anda tidak bisa menerima kekurangannya? Jangan memandang suami
dari segi materi ataupun penampilan fisik, namun hormatilah ia sebagai
sebagai kepala rumah tangga.

(Kiriman: Merry Nababan, S.Sos. – Jakarta)

24 thoughts on “9 Hal yang Tak Disukai Suami

  1. @ anggara :
    Hmf… lah itu ada nama pengirimnya “Kiriman: Merry Nababan, S.Sos. – Jakarta)”
    Analisanya juga mungkin diambil secara general aja, ga spesifik.

  2. terus terang aku iri banget baca kisah hidup kalian..terharu ikut seneng tp jg mangkel knp jln hdpku gak da yng menyenangkan spt kalian.
    saat ini aku dan pacarku sm2 menganggur 8 bln lmnya.selama itu jg blm ada tawaran kerja yang menghampiri kami.6 bln jg kami sdh tdk pernah ketemu lg.malah semakin lama kondisi kami smakin parah.2bln ini gak hny saling menyapa lwt telpon tapi bwt sms aja kami sudah gak mampu.tau gak aku nulis ini sambil nangais..aku bnr2 putus asa ma hidup…kumohon sepatah kata dr kalian bwtku sekedar bwtku bertahan..makasih dan aku doakan kalian bahagia samapia akhir

  3. @ anita :
    wah mbak anita, sabar ya… ujian Allah itu kalo kita sabar menjalaninya, insyaAllah gantinya bakal jauh lebih indah.

    Kenapa sampai putus komunikasi sama pacarnya? Apa gara2 belum dapet kerja? Kalo memang gitu ya mbak anita berdua harus saling menyemangati satu sama lain, biar ga putus asa. Minimal lewat doa kalo memang ga bisa saling contact.

    Tapi tenang aja mbak, coba lihat sekeliling mbak, saya yakin banyak yang masih sayang sama mbak kan? ada keluarga, sahabat, kawan.. kasih sayang mereka itulah yang akan membuat hidup mbak jadi lebih bermakna, masih banyak yang butuh kehadiran mbak.

    Masalah cowok jangan terlalu dibikin pusing dulu mbak, focus terhadap masa depan kita sendiri aja dulu.

    Sebelumnya saya juga punya pengalaman yang nggak gitu enak, tapi alhamdulillah selanjutnya semuanya jadi lebih indah.

    Ayo mbak, jangan putus asa, tetap berusaha ya dan ‘be a tough woman’, masa depan itu akan lebih baik kalo kita berusaha sungguh2 sambil tetap berdoa kepada Allah mohon kemudahan.

    Btw, kalo pengen curhat ke mail aja boleh kok 🙂

    Terimakasih doanya ya mbak. amiin.

  4. waaaah…bagus juga niiih jd pembekalan hehehe….lumayan buat stock ilmu..mudah2an berguna di kehidupan nyata nantinya amiiin…jd pengen nikah juga hihihi…*lam kenal mbaaa*

  5. aku terkejut setelah membaca artikel ini,aku seringkali melakukan hal itu…semg setelah ini aku akan kbh baik. maafkan aku suamiku

  6. Waah.
    Tulisan yang bagus
    Bagus juga untuk pembelajaran
    Saat ini, aku lagi pacaran 11bulan sama pacar aku
    Doain ya kami langgeng langgeng aja
    Kalau bisa. Sampai pernikahan

  7. aq sedih bget sudah 1thun pernikahan kami tp kmi slalu brantem.aq slalu ju2r smua hal sma suami aq tp dya g pernah bsa nglakuin hal yg sma.kdang aq nyesal dgan pernikahan kami.aq butuh solusi ya apa yg hrus aq lakuin.

    • Mbak Yani…
      jangan putus asa dulu Mbak semua pasti ada jalan intinya kita selalu berusaha berikan yang termaik buat suami suatu saat mereka pasti sadar juga…Tetap Semangat….

  8. Bukan istri yg harus ngertiin hobby suami, tp suami yg hrs tau diri dah punya anak dan istri, bukannya jd tauladan anak istri malah hobby trs yg diturutin, klo suami yg bener mah pasti mikir, tanggung jawab sbg suami tuh berat, diakhirat nanti dia akan jd orang pertama yg diminta pertanggung jawaban atas keluarga nya.

Leave a reply to ciky Cancel reply