aku ingat pesan ibu ketika waktu itu aku mulai bingung menentukan pilihan mau kuliah dimana ambil jurusan apa mo jadi apa, ibu bilang sama aku”nduk, apapun pilihanmu, jalani sepenuh hati, jangan setengah2″
Kata2 sederhana itu kini menyadarkan aku bahwa semua yang dijalani dengan setengah hati memang tidak akan maksimal hasilnya.
Jadi setiap kali aku bingung, aku kembali bertanya pada hati. Tapi kadang memang sulit untuk membuat pilihan itu, butuh waktu yang tepat, butuh momen yang tepat.
Akhirnya ku ambil juga keputusan ini, dengan dukungan suami tentunya. Kebimbangan aku saat itu , aku jawab sendiri menjelang ulangtaun pertama si kecil. Keputusan yang tertunda sekian lama akhirnya kuambil juga sekarang. Ada momennya tepat. Ada waktu yang tepat.
Keputusan untuk menjadi ibu sepenuhnya buat Azkia. Setidaknya setelah ini, waktu utamaku untuk Azkia dan keluarga, sampingannya ? mm.. sedang menunggu pengumuman, hehe 😀
aku tidak ingin kehilangan kesempatan besar ini, kapan lagi aku bisa menemani Azkia tumbuh melalui masa2 keemasannya, masa kecil Azkia yang tak kan bisa berulang. Masa kecil yang pasti terkenang sampai dia besar.
Sosok mungil yang hadir memecah kesunyian rumah kami. ahh.. Azkia… tatapan sendu nya.. membuat hatiku semakin mantap.
Just do what i want to do. Ini karena keegoan ku sebagai seorang ibu, tentu saja aku egois, aku tak lagi peduli apa yang orang bilang, tak semua orang punya kesempatan merasakan indahnya jadi ibu, jadi saat ini aku tak ingin kehilangan waktu yang berharga ini, aku tak ingin kehilangan kesempatan yang berharga ini. Setidaknya di masa-masa keemasan Azkia saat ini. Saat kemampuan dan kecerdasannya melaju dengan pesat.
Mengambil keputusan ini berat, karena aku ngarasain sendiri gimana jadi ibu, tentunya aku sendiri ga pengen ngecewain ibuku dengan keputusan ini, makanya sebelumnya aku pasti minta restu dari beliau, sampai beliau benar2 ikhlas. Memang seorang anak yang sudah menikah kewajiban utamanya kepada suami, bukan lagi kepada orangtua, tapi hubungan aku dan ibuku tak kan pernah pudar oleh apapun.
Momen yang tepat pun datang, si ayah menjalani peran baru nya di tempat yang baru, saya pun tak mau menyia2kan momen ini, entahlah, mungkin ini sebuah petunjuk dari yang Maha Mengatur, hehe 😀
Cukup / tidak cukup… bismillah, dicukup2kan 🙂 sambil mendalami pelajaran berbisnis yang sedang dirintis ini.. melatih otak untuk terus kreatif 🙂
mohon doa restunya ya teman2.. bulan depan saya akan berganti profesi jadi FTM 🙂
*FTM = Full Time Mother